Air dan Minyak


Mengapa Minyak dan Air Tak Bisa Bersatu?

Introduction
Mungkin banyak orang yang sudah melihat bahwa air dan minyak dalam keadaan normal tidak bisa bersatu. Tak peduli berapa kalipun sendok diputar, minyak dan air dalam gelas tak akan bercampur. Pernah mencobanya? Jika belum, tak ada salahnya untuk mencoba. Tentu saja jangan menggunakan minyak terlalu banyak. Takutnya nanti ada seseorang yang mengomel (hihihi... siapa ya?). Jika pernah memasak mie instan, mungkin "minyak sayur"-nya akan "mengambang" di atas air. Kadang juga terjadi pada saat memasak sesuatu yang menggunakan santan kental. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Tentu saja ada sebuah "rahasia" disana. Hal menarik lainnya adalah mengapa minyak di wajan yang sangat sulit dibersihkan dengan air kemudian bisa hilang dengan sabun cuci piring? Kita akan mencoba menjawabnya disini.



MENGENAL APA YANG DISEBUT DENGAN MASSA JENIS
Ada hal yang cukup dasar ketika melihat mengapa minyak goreng berada di atas sedangkan air berada di bawah. Mungkin beberapa orang bertanya pada diri sendiri saat memasah mie instan yang berkuah, sedangkan beberapa lainnya tidak terpikirkan. Sebagian sudah tahu. sebagian lainnya tidak tahu dan tidak ingin tahu.

Oke..
Untuk golongan yang keempat, semoga hidupnya baik-baik saja.

Lanjut..

Massa jenis merupakan besaran massa yang nilainya dipengaruhi oleh jenis zat-nya itu sendiri.
Bingung?
Potongan gabus dan besi.
Semua orang mengatakan besi lebih berat dari gabus,
Tentu saja, disini kita tidak sedang mengatakan mana yang lebih berat antara satu kilogram gabus dengan satu kilogram besi.
Itu sih tipuan klasik.

But, seriously....
Kita tidak sedang mengatakan sebuah lelucon.

Tentu saja kita harus batasi antara jumlah besi dan jumlah gabus dalam posisi yang sama.
Baru bisa bisa katakan besi lebih berat dari gabus.

Beberapa orang mengatakan massa jenis adalah massa sebuah benda dibagi volumenya. Itu tidak terlalu tepat. Ada beberapa hal yang tidak bisa dilihat hanya dengan matematisnya saja.
Seperti mengatakan hambatan adalah tegangan dibagi arus listrik.
Sesederhana itu?
Lalu apa itu hambatan jenis?

Ada juga yang disebut "berbanding lurus" dan "berbanding terbalik".
Penerapannya tak sesederhana saat hanya melihat rumusnya.
Apakah arus listrik (i) berbanding terbalik dengan tegangan (V)?
Apakah volume (V) berbanding terbalik dengan massa (m)?
Hehe... tak sesederhana itu.
(Nb. Penjelasannya di post yang lain ya...
Kalau nggak lupa, lagi senggang dan sedang ingin plus termotivasi, akan kita ulas sedikit.
Atau... kalau nggak sabar, coba tanya sama om gugel.)

Nah....
Untuk menjawab mengenai mengapa minyak "diatas" sedangkan air "dibawah", jawabannya ada di konsep massa jenis. Jika ditelisik, massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis minyak. Maka, minyak-lah yang berada di atas ketika dituang ke wadah yang sama dengan air.

Apa hanya terjadi pada minyak dan air?
Tentu saja tidak.

Ini adalah hal yang sederhana tapi umum.
Coba siapkan wadah, sirup kental, dan air.
Lalu, masukkan air ke dalam wadah.
Setelah itu, secara perlahan dan hati-hati, tuang sirup kental ke dalam wadah. Usahakan jangan sampai tercampur.

Dan akhirnya, sirup kental itu berada di bawah.

Terakhir, jangan alasan dirumah nggak ada sirup.
Ane timpuk itu kepala pakai sedotan.

Kalau nggak ada,tumbuk aja batu bata sampai halus. Terus ditambah abu gosok dan garam.
Lumayan lah, buat bikin telor asin.

Hehehe... bercanda...

Kalau nggak ada sirup, coba sesuatu yang lain. Yang penting kental. Entah itu madu atau cairan pembersih piring macam Sun**ght atau Mam* Lem*n.

Oke, Next......

Dengan konsep massa jenis juga, kita bisa jelaskan mengapa balon yang diisi Helium akan terbang ke atas saat dilepas ke udara bebas.
Kita tahu, sebagian besar penyusun udara adalah Nitrogen dan Oksigen.
Maka, jika balon diisi dengan Helium yang mempunyai massa jenis lebih rendah dari Nitrogen dan Oksigen tentu saja balon akan terbang keatas.
Sebaliknya, jika kita isi dengan senyawa yang lebih berat seperti Karbon Dioksida maka balon akan tetap jauh kebawah bahkan saat coba dilempar keatas.

Oh... Jadi, minyak tidak bisa bersatu dengan air karena perbedaan massa jenis?
Tentu saja tidak.
Itu hanya menjelaskan mengapa minyak berada diatas saat dituang bersama air dalam satu wadah.
Sebagian orang berpikir peristiwa itu disebabkan oleh perbedaan massa jenis.
Dan tentu saja itu tidak tepat.
Coba jelaskan mengapa alkohol bisa tercampur dalam air.
Jika hanya konsep massa jenis yang dipakai, tentu saja itu tidak akan selesai.

POLAR DAN NON-POLAR
Ada konsep lain yang bisa digunakan sebagai penjelasan mengapa minyak dan air tak mau bersatu.
Yaitu, konsep senyawa polar dan senyawa non-polar. 
Polar sendiri berarti kutub.
Senyawa polar artinya adalah senyawa yang mempunyai kutub.
Jika digambarkan, ada elektron bebas tak berikatan dalam senyawa yang mengakibatkan beda muatan di kedua sisi senyawa. (Cari gugel ya...)

Sedangkan non-polar artinya  senyawa yang tidak memiliki kutub.

Nah sekarang tinggal dicermati.
Apakah air adalah senyawa polar atau non polar?
Apakah minyak adalah senyawa polar atau non polar?

Jawabannya sudah jelas. Air merupakan senyawa polar, dan minyak merupakan senyawa non polar.

Ada banyak sifat yang membedakan antara senyawa polar dan senyawa non polar.
Kelarutannya adalah salah satunya.
Senyawa polar takkan larut dalam senyawa non polar.
Sebaliknya, senyawa non polar takkan larut pada senyawa polar.

Itulah sebabnya ada pelarut polar (Contoh : aquadest/H2O) dan ada pelarut non polar (Contoh : Kloroform)
Keduanya memiliki fungsi masing-masing.

Nah, dengan demikian terjawab sudah alasan minyak tak larut dalam air.


Kalau begitu, bagaimana sabun cuci piring bisa menghilangkan lemak?
Meskipun air dan minyak tak bisa bersatu, toh nyatanya sabun cuci piring bisa digunakan untuk membersihkan minyak.
Sebenarnya penjelasannya tak terlalu rumit.
ketika ada dua anak kecil yang bertengkar hingga tak mungkin bisa damai/akur, ada seorang yang muncul kemudian bisa membuat mereka berdua berdamai.
Mungkin bisa dianalogikan mendekati seperti itu.

Nah, "seseorang" yang muncul ini biasanya adalah "detergen".
Tidak selalu detergen sebenarnya.
Senyawa yang mempunyai sifat mirip "detergen" pun bisa digunakan.

Sifat apa itu?
Sifatnya adalah mampu berikatan dengan senyawa polar maupun non polar.
Lho kok bisa?

Begini....
Detergen itu terdiri dari kepala yang bermuatan dan ekor panjang yang tak bermuatan.
Bagian kepala akan menarik air yang bermuatan. Sedangkan bagian ekor berikatan dengan minyak. dengan demikian secara tidak langsung, si "detergen" ini mampu membuat air dan minyak bersatu.
Ketika dibilas, maka minyak yang telah bersatu dengan air tadi akan hanyut bersama dengan air yang mengalir.

Oke, sekian untuk saat ini.
seperti biasa, kami membuka kotak untuk sumbangan saran dan kritik yang membangun.

Terima kasih......