Yo.......
Sudah lama nggak post
sesuatu. Kali ini lagi ingin nge-post sesuatu tentang lensa. Well, saya nggak tahu mengapa jadinya kok
malah jadi nge -post tentang ini. Sedikit curhat, saya pernah ditanya tentang ini
saat presentasi kuliah. Dan pasti sudah ditebak apa yang anak kuliahan lakukan
ketika ditanya saat presentasi.
Sebuah kaca mampu membelokkan cahaya. Mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. sedangkan sebagian lainnya merasa biasa saja karena itu memang yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Pada tulisan ini, kami tidak akan menentukan itu penting atau tidak, Tapi bagi kami, itu masih relevan karena lensa adalah sesuatu yang kadang di temui di kehidupan sehari-hari. Memang tak sesering cermin, tapi keberadaannya juga cukup penting. Hal yang paling mudah untuk ditemukan adalah kacamata. Ya, kacamata adalah salah satu barang yang terdapat lensa di dalamnya. Bagaimana kacamata mengobati cacat mata? Kita takkan membahas itu disini. Tetapi lebih mengenai mekanisme yang sudah sejak dulu kita ketahui. Lensa cembung bersifat Konvergen dan Lensa cekung bersifat Divergen. Bagaimana bisa seperti itu?
Sebelum pembahasan serius, mari kita flasback kebelakang.
Pernah bermain dengan lensa
pembesar? Lup? Suryakanta? Pasti sudah ya… Tunggu, apa? Belum? Silahkan cari
sendiri di gugel tentang cara membuatnya dari lampu bohlam bekas karena saya
tidak akan memberikan tutorialnya. Dan semoga itu bisa mengganti masa kecil
yang belum pernah bermain kaca pembesar untuk membakar plastik/daun.
Oke lanjut..
Sekarang, bagaimana cahaya yang
tadinya menyebar bisa menjadi fokus? Mungkin itu terbesit di beberapa orang
yang pernah melihat atau menggunakannya. Dan jawaban formal yang diterima saat
sekolah adalah karena lensa cembung bersifat konvergen.
Well, itu nggak salah..
Saya ingat saat SMP pernah
menanyakan itu dan itulah jawaban dari guru saya. Mungkin guru saya sengaja
nggak menjelaskan detailnya soalnya pasti kepala saya bisa langsung down kayak
situs internet yang pengunjungnya over
dari kapasitasnya.
Sebelumnya, saya ingin membahas
mengenai pembiasan cahaya (Refraksi). Ya, itulah dasar untuk menjelaskan
mengapa lensa bisa membiaskan cahaya.
Kita mulai dulu dengan gambar
berikut
Pertama, mengapa cahaya- cahaya
tersebut menuju fokus? Karena memang didesain seperti itu. Lensa cembung itu
memang didesain untuk mengumpulkan berkas cahaya. Untuk apa? Kalau untuk menjawab itu akan sangat panjang… tapi silahkan lihat alat alat yang
menggunakan prinsip lensa cembung seperti lup, mikroskop atau teleskop. Lihat sejarahnya
dan latar belakang pembuatannya. Mungkin itu akan membantu.
Mengapa desain yang pipih
menggelembung di tengah itu bisa memfokuskan cahaya?
Nah, itu dia yang akan coba
dijawab melalui artikel ini.
Kita tahu bahwa sebuah sinar yang
melewati medium yang berbeda kerapatannya dengan medium sebelumnya akan
dibiaskan. Masalah sinar itu dibiaskan mendekati atau menjauhi garis normal itu tergantung pada kerapatan medium yang rambati oleh sinar tersebut. Untuk lebih
jelasnya silakan lihat hukum Snellius I dan hukum Snellius II.
Lalu, ada yang disebut dengan Garis Normal dan Batas Bidang. Garis Normal
adalah garis maya yang tegak lurus terhadap Batas
Bidang. Sedangkan Batas Bidang
itu sendiri artinya batas antara medium satu dengan medium lainnya yang
dirambati cahaya.
Saya takkan membahas matematisnya
mengenai sudut datang dan sudut bias, serta menghitung sudut datang dan sudut
bias apabila kerapatan serta cepat rambat gelombang sinarnya diketahui. Yang
perlu diketahui untuk bisa menjawab pertanyaan utama pada tulisan ini adalah
1. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat akan dibiaskan kearah garis normal
2. Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium yang kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal
1. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat akan dibiaskan kearah garis normal
2. Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium yang kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal
Oke, sampai disini dulu?
Pusing?
Sama…
Awalnya juga saya juga pusing.
Pusing menjawab pertanyaan
diatas?
Tentu tidak.
Pusing menjawan pertanyaan lain
tentunya.
Lanjut….
Nah, sekarang kita masuk pada sebuah
benda yang akan sedikit mencerahkan. Benda itu adalah prisma. Ituloh, benda
bening, transparan yang berbentuk prisma segitiga. Biasanya bahannya seperti
kaca atau kalau Bahasa gaulnya beling. Bagi
yang belum bisa membayangkannya, silahkan lihat gambar dibawah..
Oh… Itu toh…
Biasa aja kali….
Kita tidak akan membahas merah
jingga kuning hijau biru dan nila dan ungu disini. Jadi, anggap saja cahaya
yang digunakan adalah monokromatis. Apa itu? Silahkan cari di gugel.
Bercanda...
Cahaya Monokromatis artinya cahaya yang hanya terdiri dari gelombang dengan satu panjang gelombang. Lainnya adalah polikromatis. Artinya, cahaya yang terdiri dari lebih dari satu gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda.
Sebuah sinar monokromatis
merambat melalui udara. Kemudian sinar itu melewati sebuah prisma dan akhirnya
kembali merambat melalui udara.
Nah, sekarang, lihat
Bagian 1. Sinar merambat dari
medium kurang (Udara) rapat ke medium yang lebih rapat (Kaca). Maka sinar akan
dibiaskan mendekati garis normal.
Bagian 2. Sinar merambat dari medium lebih rapat (Kaca)
ke medium yang kurang rapat (Udara) sehingga sinar dibiaskan menjauhi garis normal.
Nah, sekarang amati sinar sebelum
melewati prisma dengan sinar seletah melewati prisma. Sinar itu seakan
dibelokkan oleh prisma. Benar?
Nah, sekarang, bagaimana jika saya
menyusun dua prisma seperti di bawah ini lalu terkena dua sinar yang sejajar.
Mulai mendapatkan jawabannya?
Seharusnya sudah. Jika dilihat, bentuk prisma itu hampir
mendekari lensa cembung bukan?
Itu juga menjelaskan mengapa lensa cekung menyebarkan
cahaya.
Mungkin terbesit pertanyaan mengenai penjelasan diatas. “lalu,
mengapa tidak gunakan saja prisma untuk membuat sebuah kacamata?”
Tentu tidak bisa.
Untuk lebih mudahnya, lihatlah gambar berikut
Nah, sepertinya penjelasan diatas cukup bisa menjawab
pertanyaan besar di awal tadi.
Well, kami tidak tahu apakah lensa yang sekarang awalnya dari prisma. Penjelasan diatas hanya untuk memudahkan memahami alasan lensa dapat membelokkan cahaya. No more, no less. Dan juga, alasan menggunakan prisma tak lebih karena lebih mudah dipahami daripada yang lainnya. Hal ini disebabkan di sekolah, contoh yang banyak dipakai untuk menjelaskan pembiasan cahaya adalah prisma.
Well, kami tidak tahu apakah lensa yang sekarang awalnya dari prisma. Penjelasan diatas hanya untuk memudahkan memahami alasan lensa dapat membelokkan cahaya. No more, no less. Dan juga, alasan menggunakan prisma tak lebih karena lebih mudah dipahami daripada yang lainnya. Hal ini disebabkan di sekolah, contoh yang banyak dipakai untuk menjelaskan pembiasan cahaya adalah prisma.
Oke seperti biasa, kami masih membuka kritik dan saran
karena pada dasarnya kami yang menulis disini masih dalam tahap belajar. Sehingga
akan sangat wajar jika masih ada cacat di sana – sini dalam tulisan ini.
Terima kasih..