Apa itu Partikel?

Tulisan setelah bertahun-tahun yang lalu... hahaha....

Setelah bertapa di gunung Myouboku, sang petapa akhirnya keluar gua dengan janggut, kumis dan rambut yang menjuntai hingga ke dengkul.
Entah wangsit apa yang telah didapat.
Hingga bola naga yang tidak pernah dikumpulkan kini telah menghilang entah kemana.

Ah, bodo amat lah.
Siapa juga yang punya hobi ngumpulin bola naga?
Kalau bola besi mah lumayan bisa dijual.


Apa itu partikel?
(Duh yakin nggak enak banget. Baru aja omongin bola naga langsung ngomongin partikel. Siapa sih yang bikin intronya?!!)

Introduction
Seringkali kita mendengar istilah partikel ketika mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan benda tertentu. Memang merupakan suatu kata yang jarang dipakai di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi akan sangat sering ditemui dalam buku-buku ilmiah (biasanya pada bagian physic atau chemistry). Dan yah... tidak ada yang salah untuk merasa bingung dengan hal ini karena penulis pun juga pernah merasa bingung. Mulai dari masalah hidup, karir dan masa depan (Eh, kok malah jadi sesi curhat :D). Yah, yang jelas pemahaman tentang partikel berkembang dari masa ke masa. Lalu, apa sebenarnya partikel itu? Dan apa yang bisa disebut sebagai partikel?

Penelitian mengenai Partikel
Yah, sebelum menjawab pertanyaan itu, mungkin akan lebih baik jika melihat apa yang ada di sekitar “partikel”.
Mungkin pernah mendengar istilah materi atau zat?
Mungkin pernah ya...
Dimana? (Ansatsu Kyoushitsu..!!! *plak)

Nah, dimanapun tidak masalah.
Pengetahuan itu akan sedikit banyak membantu untuk memahami apa itu partikel.

Apakah atom adalah partikel terkecil?
Yah, yang satu itu sedikit berhubungan sih, jadi mungkin akan dibahas sedikit lebih detail.

Materi pada dasarnya adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Dengan kata lain, sebuah materi pasti memiliki dimensi ruang. Bisa jadi luas, atau volume. Hanya saja dimensi luas biasanya mengabaikan salah satu faktor karena nilainya yang sangat kecil atau memang sengaja diabaikan.
Zat pada dasarnya sama dengan materi. Hanya saja kata “zat” biasanya digunakan pada sifat suatu materi secara spesifik. Bisa bentuknya, wujudnya atau yang lain.

Nah, lalu apa hubungannya dengan partikel?
Sederhananya, partikel adalah satuan terkecil dari materi.
Dengan demikian, materi merupakan sesuatu yang tersusun dari kumpulan dari partikel.
Menariknya, berbeda dengan materi, cara pandang manusia mengenai apa yang dimaksud partikel mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

Ada beberapa pertanyaan yang kemudian menarik untuk dijawab.
Jadi, sesuatu seperti apa yang bisa disebut partikel?
Jika materi memiliki massa dan menempati ruang, apakah hal itu juga berlaku pada partikel?

Oke, dengan hanya dua pertanyaan itu saja, kita bisa dapatkan banyak hal.
Sekitar abad kelima sebelum masehi, ada dua dua orang filsuf terkemuka yang mengemukakan gagasannya mengenai partikel.

Democritus dan Aristoteles.
Keduanya berbeda pendapat mengenai bentuk akhir dari sebuah materi yang terus menerus dipotong atau dibelah.
Demokritus berpendapat bahwa pemotongan suatu materi akan berahir pada suatu titik dimana benda tak dapat dipotong lagi. Sedangkan aristoteles berkeyakinan bahwa pemototongan suatu materi akan berlangsung terus menerus hingga dalam ukuran yang tak terhingga kecilnya.
Nah, dari sini kita bisa melihat bahwa pendapat aristoteles lebih diterima karena kemashurannya. Sedangkan pendapat demokritus sempat tenggelam walaupun masih dipegang oleh sebagian orang.

Pendapat aristoteles tetap bertahan hingga seorang ilmuan inggris meruntuhkannya. John Dalton merumuskan definisi  tentang partikel terkecil yang tidak bisa dibagi lagi dengan lebih terperinci dibandingkan dengan democritus. Berbekal hasil pemikirannya mengenai perbedaan sifat dari berbagai zat, ia menyebut tiap bagian terkecil dari sebuah materi sebagai “atom”. Setiap materi yang memiliki sifat tertentu akan memiliki atom yang berbeda dengan materi lain yang memiliki sifat yang berbeda.

Tidak hanya sampai disitu, Dalton juga berpikir mengenai atom yang bergandengan dengan atom lain membentuk senyawa sampai dengan memprediksi apa yang sebenarnya terjadi dalam suatu reaksi kimia.

Yah, bagian kedua sepertinya nggak ada hubungannya langsung dengan topik yang dibahas. Jadi, langsung lanjut saja ya....

Lalu, apakah yang dimaksud dengan partikel itu adalah atom?
Di masa itu mungkin jawabannya adalah “iya”.

Setelah hampir seratus tahun bertahan akhirnya teori dalton pun tumbang.
Ditemukannya partikel-partikel sub atom menjadi penyebabnya.

Dimulai dari penemuan elektron oleh J.J. Thomson, proton oleh Ernest Rutherford, dan akhirnya James Chadwick menemukan neutron.
Cukup menarik sebenarnya bagaimana perkembangan teori atom.
Dimulai dengan bentuk bulat sempurnanya Dalton, roti kismis ala J.J Thomson, lalu dilanjutkan Ernest Rutherford, Neils Bohr, hingga yang terbaru (kalau tidak salah :D) adalah teori atom modern oleh Erwin Schrodinger (Namanya susah uy... :D) yang didasarkan pada asas ketidakpastian dari Heisenberg.
Well, setelah semua uraian yang di atas, seharusnya menjawab dua pertanyaan diatas akan menjadi semakin rumit.
Iya nggak?
Udah, iya-in aja...

Oke, lalu apakah hanya sampai disitu?
Sepertinya sih enggak.
Manusia sebagai makhluk yang kadang nggak ada puasnya tentu saja nggak akan berhenti sampai disitu saja.

Sumber
Dimulai dari penemuan statistika Fermi-Dirac yang kemudian dilanjutkan penemuan statistik Bose-Einstein menjadi pelatuk dalam berbagai penelitian yang dilakukan pada masa itu.
Enrico Fermi yang kemudian dianggap sebagai bapak nukir dunia adalah perancang utama dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia kedua.

Lalu apa hubungannya?
Ya nggak ada sih....
Cuma berbagi infomasi tentang seorang ilmuan terkenal.

Oke lanjut..
Ilmuan telah membagi partikel kedalam 17 partikel elementer.
Atau setidaknya, itu adalah yang terbaru sampai yang penulis pelajari.
Partikel elementer dibagi dua yaitu Fermion (Partikel elementer yang mematuhi statistika Fermi-Dirac) dan Boson (Partikel yang mematuhi statistika Bose-Einstein).
Keduanya memiliki karateristiknya masing-masing.
Sebuah partikel pasti fermion atau boson dan tidak mungkin sebuah partikel memiliki sifat sebagai fermion sekaligus boson.

Fermion dibagi menjadi dua jenis yaitu quark dan lepton.
Quark memiliki : muatan listrik, massa, putaran (spin) dan muatan warna.
Sedangkan lepton sama dengan quark. Hanya saja dia tidak memiliki muatan warna (color charge).
Selain itu, fermion juga dibagi menurut generasinya yaitu First generation, Second Generation dan Third Generation. Quark umumnya ditemukan dalam bentuk komposit (bergabung dengan quark lain) sedangkan lepton dapat ditemukan dalam bentuk individu (satu buah partikel independen).

Contoh Quark komposit : Proton dan Neutron (Keduanya termasuk Baryons yang tersusun dari tiga Quark)
Contoh Lepton : Elektron

Boson memiliki sifat yang berbeda. Sebuah boson bisa memiliki massa maupun tidak memiliki masa. Dengan demikian, sebuah partikel bisa saja hanya tersusun atas energi tanpa memiliki massa.
Di dalam keluarga boson, ada dua partikel yang diketahui tidak memiliki massa yaitu foton dan gluon. Sedangkan partikel yang lain seperti W boson dan Z boson dan Higgs Boson memiliki massa.
Boson mewakili gaya fundamental yang ada di alam semesta.

Foton mewakili interaksi elektromagnetik
Gluon mewakili interaksi kuat
Boson W (Weak) dan Z (Zero) mewakili interaksi lemah.

Sebenarnya masih ada satu lagi gaya fundamental yaitu gravitasi. Hanya saja belum ditemukan sebuah partikel yang bisa menghubunkan antara gravitasi dan teori kuantum. Hipotesisnya itu adalah partikel Graviton. Tetapi ada juga yang mulai memformulasikan teori tanpa adanya partikel graviton. Satu lagi partikel boson adalah Boson Higgs yang kemudian dikenal sebagai Partkel Tuhan.

Wew, serem amat sampai bawa-bawa nama tuhan.
Btw, yang satu itu agak panjang. Jadi lain kali aja....

So, bagaimana dengan dua pertanyaan di awal tadi?

Sesuatu seperti apa yang bisa disebut sebagai partikel?
Yah, jawabannya sudah jelas yaitu tujuhbelas partikel elementer tadi.
Tapi yang harus dipahami adalah, atom adalah bagian terkecil yang masih membawa sifat fisika dan sifat kimia. Seperti titik didih, titik beku, kelarutan, beracun, mudah berkarat dan lain-lain.

Jika materi memiliki massa dan menempati ruang, apakah hal itu juga berlaku pada partikel?
Tidak selalu, karena ada partikel yang tak memiliki massa yaitu foton dan gluon


Ah, iya..
Makasih udah baca tulisan ini.
Kalau merasa tercerahkan, mohon jangan lupa untuk mematikan lampunya sebelum tidur.
Kalau merasa tambah pusing, tolong jangan lupa temui Pak Bambang yang lagi tiduran di poskamling depan kontrakan. Saya tahu anda ini pasti lagi kurang curhat.
Kalau ada kritik, saran atau koreksi, sampaikan lewat komentar atau e-mail.
Terima Kasih :)